Penerbangan dengan jumlah penumpang yang sangat minim memang menjadi fenomena yang sering terjadi di industri maskapai. Meskipun tampak merugikan, banyak faktor yang membuat maskapai tetap memilih untuk melanjutkan penerbangan tersebut.
Kebijakan ini mencerminkan kompleksitas dari industri penerbangan yang tidak hanya diukur dari keuntungan langsung, tetapi juga mempertimbangkan berbagai elemen strategis yang lebih panjang.
Dalam konteks ini, pengoperasian penerbangan dengan sedikit penumpang sering kali dikaitkan dengan kebutuhan untuk menjaga konektivitas dan kepatuhan pada jadwal yang sudah ada. Ini merupakan bagian dari komitmen yang lebih besar untuk mempertahankan operasi maskapai secara keseluruhan.
Pentingnya Mempertahankan Slot Bandara bagi Maskapai
Salah satu alasan utama maskapai tetap menerbangkan pesawat meskipun penumpang sedikit adalah untuk mempertahankan ‘slot’ berharga di bandara. Slot ini adalah jatah waktu untuk keberangkatan dan kedatangan yang telah dialokasikan untuk maskapai tertentu, dan sangat penting bagi operasi mereka.
Menurut seorang juru bicara dari NZ Airports, kehilangan hak atas slot ini bisa menjadi kerugian besar. Untuk mempertahankan slot, maskapai biasanya harus memanfaatkan 80 persen dari waktu yang telah dijadwalkan.
Ketika slot tidak digunakan secara memadai, haknya dapat dialihkan kepada pesaing yang lebih aktif. Ini bisa menjadi ancaman signifikan dan memaksa maskapai untuk melanjutkan penerbangan meskipun penumpang sangat minim.
Operasi Penerbangan di Tengah Pandemi dan Implikasinya
Selama masa pandemi COVID-19, fenomena penerbangan kosong atau ‘penerbangan hantu’ menjadi sangat lazim. Maskapai terpaksa menjalankan penerbangan untuk menjaga slot mereka sekaligus memenuhi regulasi yang ada.
Menjalankan penerbangan kosong meskipun secara ekonomi tidak menguntungkan menjadi pilihan yang harus diambil. Tujuannya agar begitu kondisi kembali normal, maskapai dapat segera melanjutkan operasi dengan jumlah penumpang yang lebih baik.
Pandemi memberikan wawasan baru mengenai ketahanan industri penerbangan. Melalui strategi-strategi tersebut, maskapai berupaya untuk bangkit kembali dan mempertahankan basis operasional yang mereka miliki.
Kepatuhan terhadap Jadwal dan Regulasi Penerbangan
Kepatuhan terhadap waktu penerbangan adalah hal yang tidak bisa diabaikan dalam industri aviasi. Air Traffic Control (ATC) membutuhkan penerbangan untuk terjadwal dengan baik agar terjadi efisiensi operasional.
Penjadwalan yang ketat ini tidak hanya bermanfaat untuk maskapai, tetapi juga untuk konsumen dan keselamatan publik. Ketika penerbangan dilakukan sesuai jadwal, itu memperkecil risiko kemacetan di udara dan di bandara.
Keteraturan dalam jadwal penerbangan juga berkontribusi pada kenyamanan penumpang, membuat mereka lebih percaya pada maskapai yang mereka pilih. Hal ini menunjukkan bahwa penyelenggaraan penerbangan tidak melulu berorientasi pada keuntungan, tetapi juga tanggung jawab untuk menyediakan layanan yang handal dan aman.