loading…
Ribuan mahasantri dari seluruh penjuru Nusantara berkumpul dalam sebuah momentum bersejarah: Muktamar ke-V Halaqoh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Pesantren se-Indonesia. Foto/Istimewa.
Diadakan di Pesantren Darunnajah, Jakarta Selatan, muktamar ini menghadirkan sekitar 315 perguruan tinggi berbasis pesantren. Kegiatan ini mencerminkan bahwa pesantren kini menjadi lebih dari sekadar tempat belajar agama, melainkan juga menjadi garda terdepan dalam gerakan intelektual dan pemberdayaan generasi muda Islam.
Kegiatan ini mengusung tema besar, yaitu “Revitalisasi Peran Santri dalam Pembangunan Bangsa,” yang menjadi sorotan penting di tengah perkembangan zaman. Hal ini menunjukkan bahwa mahasantri diharapkan untuk terlibat aktif dalam isu-isu bangsa dan memiliki peran yang signifikan dalam masyarakat.
Dalam sambutannya, Muhammad Naqib Abdullah selaku Presidium Nasional BEM Pesantren mengajak seluruh peserta untuk tetap relevan dan adaptif terhadap perubahan zaman. Menghadapi era teknologi informasi, santri tidak hanya dituntut untuk memahami ilmu agama, tetapi juga harus mampu memilah informasi yang valid dan tidak menyesatkan.
Ia menekankan kepada mahasantri untuk meningkatkan keterlibatan dalam berbagai kegiatan nasional yang diselenggarakan oleh BEM Pesantren. Dari Muktamar hingga Silatnas, ia berharap semua mahasantri akan berpartisipasi aktif dan mengajak rekan-rekannya yang belum tergabung untuk ikut berkontribusi.
Pentingnya Revitalisasi Peran Santri di Era Modern
Revitalisasi peran santri dalam pembangunan bangsa menjadi semakin krusial. Dalam era modern saat ini, santri dituntut untuk tidak hanya menguasai bidang keagamaan, tetapi juga memiliki pengetahuan luas tentang berbagai disiplin ilmu.
Santri harus siap menghadapi dinamika sosial, politik, dan ekonomi yang semakin kompleks. Dengan pengetahuan yang baik, mereka bisa memberikan solusi yang relevan bagi masyarakat di sekitarnya.
Lebih dari itu, santri diharapkan mampu menjadi inovator dalam memanfaatkan teknologi untuk kepentingan umat. Dengan demikian, mereka dapat terlibat aktif dalam berbagai bidang seperti ekonomi kreatif, pendidikan, dan kesehatan.
Kesadaran akan pentingnya keterlibatan ini harus dibangun dari dalam lingkungan pesantren. Melalui diskusi dan kolaborasi antar santri, mereka bisa saling bertukar pikiran dan pengalaman.
Pentingnya pengembangan karakter juga tidak bisa diabaikan. Santri yang berakhlak baik dan berpengetahuan luas akan menjadi teladan di tengah masyarakat.
Peran BEM Pesantren dalam Pemberdayaan Generasi Muda
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Pesantren memiliki peran penting dalam pemberdayaan generasi muda. Melalui muktamar ini, BEM Pesantren menginisiasi berbagai program yang bisa membantu santri dalam mengembangkan potensi diri.
Program-program seperti pembinaan kepemimpinan dan seminar nasional menjadi sarana untuk mempersiapkan santri menjadi pemimpin masa depan. Kegiatan ini bertujuan untuk melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berintegritas.
Selain itu, BEM Pesantren juga bekerja sama dengan berbagai institusi untuk menyelenggarakan pelatihan. Pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa di bidang kewirausahaan dan teknologi informasi.
Pemberdayaan melalui BEM Pesantren akan menciptakan jejaring yang kuat antara santri dari berbagai daerah. Hal ini dapat meningkatkan solidaritas dan kepedulian sosial di kalangan generasi muda Islam.
BEM Pesantren diharapkan dapat menjadi jembatan antara santri dan masyarakat luas. Mereka dapat menggerakkan opini dan tindakan positif yang bermanfaat bagi perkembangan bangsa.
Membangun Kesadaran Sosial di Kalangan Santri
Salah satu tujuan utama dari muktamar ini adalah untuk membangun kesadaran sosial di kalangan santri. Dengan memahami kondisi sosial di sekitarnya, santri dapat berkontribusi lebih banyak dalam pembangunan masyarakat.
Kegiatan sosial yang melibatkan santri diharapkan dapat mendorong partisipasi aktif dalam membantu masyarakat. Hal ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik dan saling mendukung.
Melalui program-program kemanusiaan, santri memiliki kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat di pesantren. Ini menjadi bentuk nyata dari pengabdian kepada masyarakat.
Kesadaran sosial juga perlu ditanamkan sejak dini. Edukasi tentang pentingnya kepedulian terhadap lingkungan, kesehatan, dan pendidikan harus terus dilakukan di pesantren.
Dengan demikian, santri tidak hanya menjadi agen perubahan dalam lingkungannya sendiri, tetapi juga bisa memiliki dampak yang lebih luas di masyarakat. Ini akan menciptakan santri yang tangguh dan peka terhadap kebutuhan sekitar.