Seorang pria asal China mengalami tragedi setelah menjalani prosedur bypass lambung yang ia harapkan dapat membantu menurunkan berat badan. Keputusan ini diambil untuk memberikan kesan lebih baik bagi calon mertuanya saat pertemuan nanti.
Li Jiang, bukan nama sebenarnya, adalah seorang pria dari Xinxiang, Provinsi Henan, yang telah berjuang dengan berat badannya yang mencapai 134 kg akibat kebiasaan makan yang tidak terkontrol. Kesulitan ini membuatnya memilih tindakan medis sebagai jalan keluar.
Menurut keluarganya, Li merasa kedatangan calon mertua sangat penting, sehingga ia ingin tampil lebih baik dan sehat. Melalui dukungan keluarga dan harapan untuk masa depan yang lebih baik, Li memutuskan untuk menjalani operasi yang bisa mengubah hidupnya.
Prosedur Operasi Bypass Lambung dan Tujuannya
Operasi bypass lambung merupakan salah satu jenis operasi bariatrik yang dirancang untuk membantu individu dengan obesitas yang mengalami kesulitan menurunkan berat badan dengan cara lain. Dengan mengurangi ukuran lambung, pasien dapat merasa kenyang lebih cepat dan secara signifikan mengurangi asupan makanan.
Prosedur ini biasanya dilakukan pada pasien yang telah mencoba metode penurunan berat badan lain seperti diet dan olahraga, namun tidak berhasil. Alasan Li melakukan operasi ini adalah untuk menyiapkan pertemuannya dengan orang tua kekasihnya dan menunjukkan keseriusannya dalam hubungan tersebut.
Operasi yang dijadwalkan di Ninth People’s Hospital, Zhengzhou, berlangsung dengan sukses pada 2 Oktober 2025. Setelah operasi, Li dipindahkan ke ICU untuk pemantauan dan perawatan lebih lanjut.
Komplikasi Setelah Operasi yang Mengkhawatirkan
Namun, beberapa hari setelah operasi, keadaan Li mulai memburuk. Pada 4 Oktober 2025, ia ditemukan tidak bernapas dan harus kembali dilarikan ke ICU, sebuah situasi yang sangat mengejutkan bagi keluarga dan tim medis.
Setelah berjuang, Li dinyatakan meninggal dunia pada 5 Oktober 2025 akibat gagal napas. Kasus ini menyisakan kesedihan mendalam bagi keluarganya yang telah berharap banyak terhadap hasil positif dari prosedur ini.
Dari riwayat medis Li, diketahui bahwa ia telah mengalami masalah kesehatan sebelumnya, termasuk hipertensi dan sindrom metabolik. Ini menambah kompleksitas kondisi yang dihadapinya setelah operasi.
Pertanyaan dari Keluarga dan Tanggapan Rumah Sakit
Mengetahui kondisi adiknya yang memburuk, keluarga Li mulai mempertanyakan kelayakan prosedur operasi dan penanganan yang diberikan setelahnya. Mereka menginginkan penjelasan lebih lanjut dari pihak rumah sakit mengenai prosedur yang dilakukan.
Pihak rumah sakit menyatakan bahwa semua langkah telah diambil sesuai dengan protokol yang ada dan mereka memastikan bahwa Li telah memenuhi indikasi klinis untuk menjalani operasi. Diakuinya, tim medis telah memberikan respons cepat ketika kondisi Li memburuk.
Pada 10 Oktober 2025, rumah sakit bersedia untuk melakukan otopsi guna mencari tahu penyebab pasti kematian Li. Mereka berharap laporan otopsi ini dapat memberikan kejelasan bagi keluarga yang sedang berduka.
Resonansi di Kalangan Netizen dan Masyarakat
Kabar duka tentang kematian Li segera menyebar di kalangan netizen di China. Banyak dari mereka memberikan komentar yang beragam, baik empat mata maupun keraguan tentang keamanan operasi tersebut. Ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin sadar akan risiko dan komplikasi yang bisa timbul dari operasi obesitas.
Beberapa netizen mengingatkan bahwa meskipun dokter telah berusaha semaksimal mungkin, setiap prosedur bedah tetap membawa risiko. Banyak yang berpendapat bahwa jika memungkinkan, penurunan berat badan secara alami haruslah menjadi pilihan utama.
Pengalaman Li dan tragedi ini dapat menjadi pelajaran penting bagi banyak orang. Bagaimana kita memandang kesehatan dan pilihan yang kita buat untuk tubuh kita sangatlah penting, terutama ketika berhadapan dengan keputusan seumur hidup seperti operasi.














