Mata minus pada anak bukan hanya berdampak pada kemampuan mereka membaca tulisan di papan putih, tetapi juga dapat memengaruhi kesehatan mental dan emosional. Menurut dokter spesialis mata, gangguan penglihatan pada anak-anak bisa berujung pada masalah cemas, sedih, serta kesulitan berkonsentrasi di lingkungan sekolah.
Ketidakmampuan anak melihat dengan jelas sering kali disalahartikan sebagai sikap kurang fokus atau nakal. Hal ini menunjukkan bahwa penting bagi kita untuk memahami lebih dalam tentang bagaimana kondisi fisik ini berkaitan dengan kesejahteraan psikologis anak.
Sebuah survei yang dilakukan terhadap lebih dari 1.200 pelajar menunjukkan bahwa hampir 40 persen anak mengalami gangguan penglihatan. Dari jumlah tersebut, sebagian besar, yakni 70 persen, juga memperlihatkan gejala masalah emosional, yang tentu sangat mengkhawatirkan.
Hubungan antara Penglihatan dan Kesehatan Mental pada Anak-anak
Penting untuk menyadari bahwa hubungan antara kesehatan penglihatan dan kesehatan mental anak bersifat timbal balik. Ketika anak-anak mengalami masalah penglihatan, mereka mungkin akan merasa tertekan atau kehilangan kepercayaan diri. Di sisi lain, tekanan emosional juga dapat memperburuk kondisi penglihatan mereka.
Dokter Kianti menyatakan bahwa penglihatan yang buruk tidak hanya memengaruhi kemampuan belajar, tetapi juga dapat meningkatkan risiko masalah emosional. Oleh sebab itu, pendekatan yang holistik dalam menangani kedua isu ini sangat diutamakan.
Skrining kesehatan mata dan mental seharusnya dilakukan secara bersamaan di sekolah-sekolah. Dengan cara ini, kita dapat memastikan bahwa anak-anak tidak hanya mendapatkan perhatian pada kesehatan fisik tetapi juga mental mereka.
Pendidikan dan kesehatan harus saling terintegrasi agar setiap anak mendapat akses pada deteksi dini masalah kesehatan yang mungkin mereka hadapi. Hal ini penting agar tidak ada anak yang terabaikan, apalagi di masa-masa penting perkembangan mereka.
Pemerintah perlu mendorong program-program yang menyediakan deteksi dini untuk masalah mata dan kesehatan mental di sekolah-sekolah, demi masa depan yang lebih baik bagi anak-anak Indonesia.
Perbedaan Risiko Antara Anak Perempuan dan Laki-laki
Menarik untuk dicatat bahwa anak perempuan memiliki risiko dua kali lebih tinggi mengalami gangguan penglihatan dibandingkan dengan anak laki-laki. Penurunan fungsi penglihatan ini sering mengakibatkan batasan dalam aktivitas serta interaksi sosial mereka.
Salah satu penyebab utama yang diidentifikasi adalah kecenderungan anak perempuan yang lebih sering beraktivitas di dalam ruangan. Padahal, aktivitas di luar ruangan dapat memberikan efek positif terhadap kesehatan mata.
Penggunaan gawai juga menjadi faktor signifikan dalam peningkatan kasus rabun jauh. Data menunjukkan bahwa 63 persen anak menghabiskan lebih dari dua jam per hari di depan layar gawai, sementara aktivitas luar ruangan mereka sangat minim.
Lebih menarik lagi, penelitian menunjukkan bahwa anak-anak perempuan cenderung mengalami tekanan emosional yang lebih tinggi akibat kondisi penglihatan mereka. Sekitar 57 persen anak berkacamata melaporkan adanya gejala kecemasan.
Dampak stigma sosial terhadap penggunaan kacamata juga tak bisa diabaikan. Banyak anak perempuan yang merasa malu untuk mengenakan kacamata karena takut diejek oleh teman-teman sebayanya, yang dapat mempengaruhi kepercayaan diri mereka.
Peran Skrining dan Peningkatan Kesadaran Kesehatan
Skrining untuk kesehatan mata dan mental di lingkungan sekolah harus menjadi prioritas. Dengan adanya skrining ini, kita bisa mencegah masalah yang dapat berkembang lebih parah. Proses ini juga membutuhkan kolaborasi antara pihak sekolah dan tenaga medis agar bisa berjalan dengan efektif.
Kesehatan mental anak menjadi perhatian utama dalam pendidikan, dan penanganan gangguan penglihatan adalah bagian penting dari hal ini. Mengintegrasikan aspek kesehatan mental dalam pendidikan dapat membantu dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih sehat.
Pendaftaran program deteksi dini di sekolah-sekolah dapat memberikan informasi penting kepada orang tua tentang kondisi kesehatan anak-anak mereka. Ini adalah langkah penting untuk memperhatikan kesehatan secara menyeluruh.
Kegiatan edukasi kepada orang tua dan guru juga sangat penting. Dengan memberikan pengetahuan yang tepat mengenai pentingnya kesehatan mata, kita dapat mengurangi risiko gangguan penglihatan di kalangan anak-anak.
Kita semua memiliki peran dalam meningkatkan kesadaran akan kesehatan mata dan mental anak. Setiap langkah kecil yang diambil dapat berkontribusi untuk memastikan masa depan yang lebih cerah bagi generasi mendatang.