Kisah seorang anak perempuan berusia delapan tahun di Xinjiang, China, menggambarkan bagaimana dunia digital dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari dengan cara yang tak terduga. Anak tersebut menghabiskan seluruh tabungan orang tuanya hanya dalam beberapa bulan setelah tertarik pada hadiah virtual yang diberikan kepada streamer daring melalui ponsel mereka.
Peristiwa ini mengundang perhatian polisi setempat untuk campur tangan dalam upaya memulihkan dana yang telah hilang. Awalnya, orang tuanya terkejut saat melihat saldo mereka merosot drastis tanpa alasan yang jelas, sehingga mereka memutuskan untuk melaporkan masalah ini kepada pihak berwenang.
Situasi ini berlangsung ketika anak itu secara tidak sengaja menemukan sebuah livestream di media sosial. Ia tertarik dengan interaksi dalam konten tersebut dan melihat penonton lainnya mengirimkan hadiah kepada streamer. Dengan cepat, rasa keingintahuannya membawanya pada pengeluaran uang yang signifikan.
Pengalaman Anak Dalam Dunia Digital yang Sulit Diprediksi
Sejak bulan Mei, anak tersebut mulai melakukan donasi virtual tanpa sepengetahuan orang tuanya. Dengan aksinya yang cepat, ia tidak hanya menghabiskan uang, tetapi juga merasa terhubung dengan komunitas daring yang lebih besar.
Lambat laun, pengeluarannya semakin meningkat, menjadikannya salah satu pendukung teratas dalam beberapa sesi livestream. Tanpa pengawasan yang ketat, orang tuanya tidak menyadari besarnya uang yang telah dikeluarkan dan hanya merasa curiga saat saldo tabungan mereka semakin berkurang.
Kekhawatiran mulai menghinggapi orang tua ketika mereka membuka rekening bank dan menemukan hanya tersisa 25 yuan, yang setara dengan sekitar Rp50.000. Hal ini menandakan bahwa lebih dari 70.000 yuan, atau sekitar Rp140 juta, telah lenyap dari rekening mereka.
Intervensi Pihak Berwenang Untuk Memulihkan Dana
Setelah menyadari apa yang terjadi, orang tua anak tersebut segera melaporkan kasus ini kepada pihak kepolisian. Mereka menjelaskan bahwa anak mereka telah melakukan transaksi tanpa izin, dan meminta bantuan dalam upaya memulihkan dana yang hilang.
Petugas polisi kemudian berkoordinasi dengan tim layanan pelanggan platform livestream untuk menjelaskan situasi yang dialami keluarga itu. Dalam proses penyelidikan, mereka meminta bantuan untuk mendapatkan catatan terkait transaksi yang dilakukan oleh anak tersebut.
Dalam waktu singkat, penyelidikan membuahkan hasil. Platform tersebut mengkonfirmasi bahwa transaksi tersebut dilakukan oleh anak di bawah umur dan tidak sah, sehingga mereka setuju untuk mengembalikan dana yang telah dihabiskan.
Proses Pengembalian Dana dan Tanggapan Keluarga
Pada 10 Agustus 2025, keluarga itu menerima kabar baik. Dana sebesar 71.803 yuan, yaitu sekitar Rp143 juta, berhasil dikembalikan ke rekening mereka setelah proses penyelidikan selesai. Hal ini menjadi kemenangan besar bagi keluarga yang sempat merasa putus asa.
Orang tua anak tersebut mengungkapkan rasa syukur mereka kepada pihak kepolisian atas profesionalisme dan kinerja cepat dalam menangani masalah ini. Mereka menyadari bahwa tanpa dukungan pihak berwenang, kemungkinan untuk memulihkan dana yang hilang sangat kecil.
Mereka mengungkapkan betapa besarnya beban psikologis yang mereka rasakan saat mengetahui uang tabungan yang mereka kumpulkan dengan susah payah telah habis begitu saja. “Ketika kami melihat berapa banyak uang yang dihabiskan putri kami, rasanya seperti langit runtuh,” ujar orang tua anak perempuan itu.
Refleksi Tentang Tanggung Jawab dalam Penggunaan Teknologi
Kisah ini juga mengingatkan banyak orang tentang pentingnya menjaga pengawasan orang tua terhadap anak-anaknya dalam menggunakan perangkat digital. Dalam era di mana interaksi daring atau livestream menjadi biasa, kontrol orang tua sangat dibutuhkan untuk mencegah kejadian serupa terjadi di masa depan.
Selain itu, orang tua perlu menyampaikan kepada anak-anak mereka tentang nilai uang dan cara yang tepat untuk menggunakannya, termasuk risiko yang dapat muncul dari belanja online yang tidak terawasi. Tindakan seperti membatasi akses ke aplikasi tertentu atau menetapkan batas belanja dapat menjadi langkah preventif yang bijaksana.
Di penghujung hari, kisah ini menjadi refleksi berharga bagi kita semua dalam memahami tidak hanya manfaat tetapi juga tantangan yang dihadapi dalam penggunaan teknologi di era digital ini. Sebuah tindakan yang tampak sepele bisa memiliki dampak yang cukup besar, terutama bagi anak-anak yang sangat mudah terpengaruh dan terbawa suasana di dunia maya.