Menjadi seorang ibu di zaman digital memiliki tantangan tersendiri. Tantangan ini tidak hanya berkisar pada proses pengasuhan anak, tetapi juga mencakup harapan dan ekspektasi yang semakin tinggi dari lingkungan sekitar.
Seiring dengan kemajuan teknologi, ibu-ibu muda sering kali merasa tekanan untuk menunjukkan kesempurnaan, terutama ketika melihat kehidupan orang lain di media sosial. Hal ini bisa membuat pengalaman menjadi ibu semakin menegangkan dan kompleks.
Psikolog yang berfokus pada anak dan keluarga, Saskhya Aulia Prima, menjelaskan bahwa generasi muda saat ini semakin terpapar pada standar yang sulit dicapai. Menurutnya, pengasuhan anak sering kali dinilai berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh influencer dan selebritas, yang tidak selalu realistis bagi setiap keluarga.
Ekspektasi Tinggi dan Perasaan Bersalah di Kalangan Ibu Muda
Ketika ibu muda merasa tidak mampu memenuhi ekspektasi yang ada, mereka sering kali mengalami rasa bersalah yang berkepanjangan. Rasa bersalah ini bisa memberikan dampak negatif pada kesehatan mental mereka, terutama jika terus menerus dibandingkan dengan orang lain.
Saskhya menjelaskan bahwa meskipun perasaan bersalah bukanlah hal yang sepenuhnya buruk, penting untuk menanggapi perasaan tersebut dengan cara yang sehat. Jika tidak, ibu bisa mengalami tekanan berlebih yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis mereka.
“Kolaborasi dengan pasangan atau anggota keluarga lainnya sangat dianjurkan,” kata Saskhya. Komunikasi yang terbuka dapat membantu ibu muda mendapatkan dukungan yang sangat mereka perlukan, sehingga tidak merasa terbebani dengan tanggung jawab yang ada.
Arus Informasi yang Deras dan Dampaknya Terhadap Pengasuhan
Dalam beberapa tahun terakhir, arus informasi mengenai parenting telah meningkat pesat. Meskipun akses ini memberikan banyak pengetahuan, tidak semua dari informasi tersebut relevan bagi setiap keluarga.
Saskhya mengingatkan bahwa memiliki terlalu banyak informasi bisa menciptakan standar pengasuhan yang tidak realistis. “Tips parenting yang mungkin berhasil bagi satu keluarga, belum tentu efektif untuk keluarga lainnya,” tegasnya.
Hal ini bisa mengarah pada kebingungan dan rasa ketidakpuasan, di mana ibu merasa tidak ada satu pun dari informasi tersebut yang sesuai untuk situasi mereka. Oleh karena itu, penting bagi ibu untuk memilah dan memilih informasi yang paling relevan.
Pentingnya Me Time untuk Kesehatan Mental Ibu
Saskhya mengungkapkan bahwa salah satu cara untuk mengatasi tekanan yang dihadapi adalah dengan menerima bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar. Kesadaran ini bisa membantu ibu muda lebih mudah menjalani peran mereka.
Ibu perlu menyadari bahwa merawat diri sendiri bukanlah suatu bentuk egoisme. Mengambil waktu untuk diri sendiri atau melakukan aktivitas yang menyenangkan adalah hal penting yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan mental.
“Luangkan waktu untuk tidur yang cukup, makan dengan baik, dan melakukan aktivitas yang membawa kebahagiaan,” saran Saskhya. Hal ini sangat penting agar ibu tetap sehat dan mampu menjalani peran sebagai pengasuh dengan lebih baik.














