Marsma Fajar adalah salah satu korban tragis dari kecelakaan pesawat latih yang terjadi di Kawasan Ciaruteun, Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kecelakaan ini terjadi pada Minggu siang ketika pesawat yang ia terbangkan tidak dapat mempertahankan kontak setelah lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja.
Pesawat tersebut dilaporkan lepas landas pada pukul 09.08 WIB. Saat itu, Fajar tidak sendiri; dia didampingi oleh co-pilotnya, Roni, yang saat ini masih mendapatkan perawatan di rumah sakit akibat insiden tersebut.
“Sekitar pukul 09.19 WIB, pesawat mengalami hilang kontak,” ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsma I Nyoman Suadnyana. Hal ini berarti pesawat tersebut hilang hanya 11 menit setelah lepas landas, sebuah interval waktu yang sangat singkat namun penuh ketegangan.
Kronologi Kecelakaan Pesawat Militer di Bogor
Setelah mengalami hilang kontak, pesawat dengan segera ditemukan jatuh di sekitar TPU Astana, yang menimbulkan kepanikan di kalangan personel yang terlibat. “Kedua awak segera dievakuasi ke RSAU dr. M. Hassan Toto,” jelas Nyoman, menekankan pentingnya tindakan cepat dalam situasi krisis seperti ini.
Sayangnya, setibanya di rumah sakit, Marsma TNI Fajar dinyatakan meninggal dunia. Ini adalah peristiwa yang sangat menyedihkan, bukan hanya bagi keluarga dan rekan-rekannya, tetapi juga bagi seluruh komunitas penerbangan di tanah air.
Saat menjelaskan situasi itu, Nyoman menegaskan bahwa penerbangan yang dilakukan Fajar merupakan bagian dari latihan rutin. Keberanian serta dedikasi Fajar dalam menjalankan tugasnya selama ini sangat menginspirasi banyak orang di organisasi penerbangan.
Status Penerbangan dan Prosedur Keamanan
Penerbangan yang diikuti Marsma TNI Fajar telah dilengkapi dengan Surat Izin Terbang (SIT) yang sah. Dengan nomor SIT/1484/VIII/2025, izin ini diterbitkan oleh Lanud Atang Sendjaja dan menunjukkan bahwa pesawat tersebut dinyatakan laik terbang.
Nyoman juga mencatat bahwa insiden tersebut merupakan sortie kedua pesawat pada hari itu, yang menunjukkan bahwa aktivitas pelatihan berlangsung dengan intensitas tinggi. Namun, semua standar keselamatan harus selalu dipatuhi demi menjaga keselamatan para awak pesawat.
Pasca insiden, TNI AU bersama unsur terkait segera melaksanakan evakuasi dan pengamanan lokasi kejadian. Hal ini sangat penting untuk mendukung investigasi lebih lanjut dan memastikan bahwa protokol keamanan dipatuhi.
Proses Evakuasi dan Penanganan Korban
Jenazah Marsma TNI Fajar kini berada di RSAU Lanud Atang Sendjaja untuk prosesi selanjutnya, sementara lokasi jatuhnya pesawat telah diamankan oleh aparat. Proses tersebut diperlukan agar tidak ada gangguan dalam penyelidikan yang akan dilakukan.
Seluruh pihak terkait dilaporkan telah bersiaga dalam menanggapi insiden tersebut. Pengamanan lokasi menjadi langkah utama untuk memahami lebih lanjut bagaimana kecelakaan ini bisa terjadi dan menghindari insiden serupa di masa depan.
Keberadaan garis pengaman yang dipasang oleh aparat merupakan langkah proaktif dalam membatasi akses ke lokasi kejadian. Ini menunjukkan komitmen TNI AU dan semua pihak terkait untuk menjaga rasa aman dan hukum di sekitar area kecelakaan.