Dalam pembahasan mengenai One Health, penting untuk membahas langkah-langkah yang telah diambil oleh ASEAN dalam hal ini. Satu poin yang krusial adalah Deklarasi Kepala Negara ASEAN yang dikeluarkan saat Indonesia memegang keketuaan tahun 2023, menegaskan komitmen kolektif untuk kesehatan masyarakat.
Yang selanjutnya perlu ditekankan adalah pentingnya implementasi nyata di lapangan dengan pendekatan multi-sektor. Meskipun Deklarasi ini memberikan landasan yang solid, langkah konkret yang diambil oleh negara-negara ASEAN menjadi lebih penting untuk hasil yang diharapkan dalam meningkatkan kesehatan publik.
Terlebih lagi, situasi pandemi di masa lalu telah menunjukkan bahwa dunia, dan juga ASEAN, tidak pernah sepenuhnya siap menghadapi krisis kesehatan masif. Pengalaman mengatasi pandemi H1N1 tahun 2009 menjadi pelajaran berharga, di mana tim kami mengevaluasi kesiapan dunia dan menyimpulkan bahwa dunia secara keseluruhan berada dalam kondisi “ill-prepared”.
Pentingnya Deklarasi Kepala Negara ASEAN tentang One Health
Deklarasi ini menyiratkan komitmen bersama oleh negara-negara anggota untuk berbagi informasi dan sumber daya dalam menghadapi tantangan kesehatan global. Dengan adanya kesepakatan ini, diharapkan negara-negara di kawasan akan saling mendukung dan bekerja sama dalam menerapkan kebijakan kesehatan yang lebih efektif.
Melalui langkah ini, ASEAN menunjukkan bahwa kesehatan bukan hanya tanggung jawab satu negara. Pendekatan kolaboratif ini sangat esensial untuk memastikan bahwa setiap negara anggota dapat mengandalkan satu sama lain dalam menghadapi masalah kesehatan yang mungkin muncul di masa depan.
Namun, deklarasi ini hanya sekadar langkah awal yang perlu diikuti dengan tindakan nyata. Pemerintah masing-masing negara perlu merancang strategi yang sesuai dan mampu diimplementasikan di tingkat lokal untuk menghasilkan dampak yang nyata bagi kesehatan masyarakat.
Penilaian Kesiapan Dunia Menghadapi Pandemi Sebelumnya
Dalam penilaian ulang terhadap kesiapan menghadapi pandemi, kita harus merenungkan kesimpulan dari pengalaman masa lalu. Sejarah telah menunjukkan bahwa pada tahun 2009, dunia tidak siap dan hal tersebut diulang kembali saat pandemi COVID-19 muncul.
Hasil tinjauan menunjukkan bahwa banyak organisasi kesehatan, termasuk WHO, mengakui bahwa banyak negara tidak memiliki kapasitas untuk merespons dengan efektif. Hal ini menimbulkan pertanyaan serius tentang apakah kita benar-benar belajar dari kesalahan yang telah terjadi selama ini.
Dengan setiap pandemi yang terjadi, penting untuk mengidentifikasi kesenjangan dalam sistem kesehatan global. Sistem yang ada saat ini seringkali tidak dapat menangani situasi darurat kesehatan, menciptakan tantangan bagi negara-negara dalam merespons wabah penyakit.
Langkah-Langkah Konkret yang Harus Diambil oleh Negara Anggota ASEAN
Meskipun sudah ada komitmen dalam bentuk deklarasi, langkah konkret adalah hal yang tidak dapat diabaikan. Negara-negara anggota ASEAN harus segera menerapkan kebijakan yang mendukung kolaborasi dalam bidang kesehatan untuk meningkatkan daya tanggap terhadap krisis yang mungkin datang.
Pemerintah setiap negara perlu membangun sistem informasi yang transparan agar setiap negara dapat mengetahui situasi kesehatan terkini di kawasan. Ini akan memungkinkan respons yang lebih cepat dan efektif terhadap potensi wabah yang dihadapi oleh masyarakat.
Investasi dalam infrastruktur kesehatan juga sangat penting untuk memastikan kesiapan negara menghadapi krisis di masa depan. Ini mencakup pelatihan tenaga kesehatan dan pengadaan alat serta obat-obatan yang diperlukan untuk merespons situasi darurat kesehatan.