Jakarta – Konferensi Musik Indonesia 2025 resmi dibuka oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon. Acara ini berlangsung hingga 11 Oktober 2025, melibatkan sekitar 700 peserta untuk merumuskan peran musik Indonesia dalam diplomasi kebudayaan dan sebagai sumber pendapatan penting bagi negara.
“Kita berharap akan ada gelombang musik Indonesia yang mampu menjadi soft power di kancah internasional,” ungkap Menbud, menekankan pentingnya potensi yang dimiliki. Musik, menurutnya, bisa menjadi jembatan budaya yang signifikan, mampu mendekatkan masyarakat dan bangsa-bangsa di dunia.
Fadli menggarisbawahi bahwa musik Indonesia saat ini tidak boleh dianggap remeh. Dengan keragaman dari lagu-lagu daerah hingga genre populer seperti dangdut koplo, musik kita mudah diterima oleh audiens global.
Menjadi Komponen Utama dalam Diplomasi Budaya Global
Musik memiliki kekuatan untuk menciptakan koneksi emosional. Kekuatan inilah yang bisa diperoleh dari promosi musik Indonesia di luar negeri.
Dalam konteks ini, keterlibatan berbagai pemangku kepentingan sangat diharapkan. Dari seniman hingga produser, semua memiliki peran penting dalam memperluas pengaruh musik nasional.
Fadli menekankan bahwa kolaborasi antar seniman dan industri musik harus diperkuat. Hal ini penting untuk meningkatkan daya saing dan membuat musik Indonesia lebih dikenal di pasar global.
Potensi Ekonomi Musik yang Besar dan Menjanjikan
Kompetisi di pasar musik digital semakin ketat. Meskipun demikian, Fadli mengungkapkan keyakinannya terhadap proyeksi pendapatan musik digital Indonesia yang sangat menjanjikan.
Berdasarkan perkiraan, pasar musik digital Indonesia tahun ini akan menghasilkan sekitar USD 231,64 juta. Angka ini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan bagi industri kreatif tanah air.
Dari proyeksi tersebut, laju pertumbuhan diperkirakan akan mencapai 3,57 persen per tahun. Ini menunjukkan optimisme untuk menembus USD 276 juta pada tahun 2030 mendatang.
Tantangan yang Harus Dihadapi untuk Mewujudkan Potensi Ini
Meskipun banyak peluang, tantangan masih menghantui industri musik. Kualitas produksi dan distribusi menjadi beberapa masalah utama yang perlu diatasi.
Fadli menegaskan pentingnya infrastruktur yang memadai. Tanpa dukungan dari pemerintah dan pihak swasta, akan sulit bagi musisi untuk bersaing di tingkat internasional.
Selain itu, edukasi bagi seniman mengenai manajemen dan pemasaran musik juga menjadi perhatian. Hal ini penting agar mereka tidak hanya fokus pada kreativitas, tetapi juga aspek bisnis dari musik.