Target VDK di Magelang adalah 87.791 keluarga miskin (desil 1 dan 2) yang tercatat dalam DTSEN per 31 Juli 2025. Pendataan telah dilakukan pada Agustus 2025, melibatkan ASN yang menyebar di 21 kecamatan dan 372 desa, dengan tugas mengumpulkan 36 data pokok registrasi sosial-ekonomi dan 12 pertanyaan tambahan.
Bupati Magelang Grengseng Pamuji menegaskan, seluruh ASN mendapat mandat resmi. “Seluruh guru sampai dengan sekretaris daerah saya beri surat tugas turun (pendataan). Satu orang (melakukan pendataan) 10–15 rumah,” ungkap Grengseng.
Ia menambahkan, pendataan tetap bersinergi dengan BPS agar hasilnya sesuai dengan DTSEN dan tidak terjadi duplikasi. “Jadi tidak ada nanti teman saya miskin, di sana tidak miskin. Nanti tiap tiga bulan sekali, izin kami dari Pemda akan minta data (DTSEN), untuk memadankan,” ujarnya.
Di akhir pertemuan, Gus Ipul kembali menekankan pentingnya kerja sama lintas instansi dalam memutakhirkan DTSEN.
“Ini contoh yang baik kerjasama BPS daerah, (Pemda) Kabupaten Magelang, Kementerian Sosial dan BPS bekerja bersama untuk validasi, verifikasi data. Keren itu, buat contoh untuk daerah lain,” tutur Gus Ipul.
Pertemuan turut dihadiri Plt. Kepala Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial Kemensos Joko Widiarto; Kepala Bappeda Litbangda Kabupaten Magelang Taufik Hidayat; Kepala Dinas Sosial Kabupaten Magelang Bela Pinarsi; Kepala Bidang Penanganan Fakir Miskin dan Perlindungan Sosial Dinsos Magelang Heru Nurprismawan; Kepala Bidang Informatika Heri Sigit; Fungsional Statistisi Ahli Madya BPS Kabupaten Magelang Rahayu Rahmawati; serta Fungsional Statistisi Ahli Muda BPS Kabupaten Magelang Diana Larasati.
Dalam menghadapi tantangan kemiskinan yang kompleks, pendataan menjadi langkah awal yang penting. Dengan mengetahui jumlah keluarga miskin dan status sosial-ekonominya, pemerintah dapat merumuskan intervensi yang tepat sasaran. Hal ini penting agar setiap program bantuan dapat memberikan dampak yang maksimal bagi masyarakat yang membutuhkan.
Proses pengumpulan data ini tidak hanya melibatkan individu, tetapi juga berbagai instansi yang berkaitan. Dengan melibatkan ASN dan lembaga terkait, diharapkan data yang dihasilkan menjadi lebih akurat. Ketepatan data ini sangat penting untuk merumuskan kebijakan yang tepat dalam penanganan kemiskinan di daerah.
Strategi Pendataan dan Kerjasama Lintas Sektor untuk Mempercepat Penanganan Kemiskinan
Pendataan sosial-ekonomi yang dilakukan di Kabupaten Magelang menunjukkan komitmen pemerintah untuk memberdayakan keluarga miskin. Kerjasama yang solid antara berbagai lembaga menjadi kunci untuk memastikan bahwa data yang diperoleh relevan dan dapat diandalkan. Dengan hasil yang akurat, program-program yang dirancang dapat lebih berorientasi pada kebutuhan aktual di lapangan.
Ditambah lagi, peran aktif dari guru dan ASN sebagai pendata di lapangan sangat penting. Mereka bukan hanya sekedar pengumpul data, tetapi juga sebagai penyuluh yang dapat memberikan informasi terkait bantuan dan program yang ada. Hal ini memungkinkan keluarga-keluarga tersebut untuk lebih memahami opsi bantuan yang tersedia bagi mereka.
Melalui kolaborasi yang baik, kemungkinan terjadinya duplikasi data dapat diminimalisir. Data yang serupa dapat menyebabkan kebingungan dalam penyaluran bantuan, sehingga tujuan utama dari program ini tidak tercapai. Karenanya, penting untuk menjaga konsistensi dan validitas data yang dikumpulkan dalam setiap fase pendataan.
Pentingnya Validasi dan Verifikasi Data untuk Mencapai Tujuan Bersama
Pada pertemuan tersebut, Gus Ipul menekankan pentingnya validasi dan verifikasi data. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk memastikan keakuratan data, tetapi juga untuk memberikan kejelasan dalam pengambilan keputusan. Dengan data yang valid, program bantuan dapat disesuaikan dan dikelola dengan lebih efisien.
Validasi data menjadi langkah penting, terutama dalam konteks penyaluran bantuan sosial. Dengan mengetahui kondisi riil di lapangan, pemerintah dapat lebih efektif dalam menyalurkan bantuan kepada penerima yang berhak. Hal ini juga mengurangi terjadinya penyaluran yang tidak tepat sasaran.
Dalam konteks ini, kerja sama lintas sektoral menjadi esensial. Masing-masing lembaga memiliki pemahaman dan tugas yang berbeda, sehingga bisa saling melengkapi satu sama lain. Sinergi ini tidak hanya memperkuat program yang ada, tetapi juga mendorong terwujudnya tujuan bersama memberantas kemiskinan secara berkelanjutan.
Menjawab Tantangan Sosial Melalui Pendataan yang Komprehensif
Pendataan sosial-ekonomi yang komprehensif diharapkan dapat memberikan jawaban atas tantangan kemiskinan yang terus ada. Dengan mengidentifikasi masalah di akar permasalahan, solusi yang diambil bisa lebih tepat. Hal ini membuka peluang bagi keluarga miskin untuk mendapatkan akses yang lebih baik terhadap sumber daya dan bantuan yang dibutuhkan.
Salah satu tantangan dalam pendataan adalah memastikan bahwa semua keluarga miskin terdata. Ini memerlukan pendekatan yang sensitif dan inklusif agar tidak ada yang terlewat. Diperlukan juga dukungan dari masyarakat setempat untuk membantu mempercepat proses pengumpulan data ini.
Akhirnya, keberhasilan pendataan ini sangat tergantung pada komitmen semua pihak yang terlibat. Dengan adanya dukungan dari pemerintah, ASN, dan masyarakat, diharapkan dapat tercipta sistem yang berkelanjutan dalam menangani kemiskinan. Sistem ini tidak hanya fokus pada penyelesaian masalah saat ini, tetapi juga berupaya mencegah kemiskinan di masa depan.