loading…
Rektor IPB University Prof Arif Satria. Foto/Humas IPB University.
“Berdasarkan hasil pemetaan talenta menggunakan artificial intelligence (AI), mahasiswa IPB University suka diberi target. Kalau diberi target 100, mereka bisa capai 150,” ujarnya, melalui siaran pers, Kamis (25/9/2025).
Ia menegaskan, karakter goal-getter ini merupakan salah satu DNA utama mahasiswa IPB University. Selain berorientasi pada hasil, kata Prof Arif, mahasiswa IPB University juga memiliki empati, kepedulian sosial, dan jiwa kompetitif. Namun, masih ada aspek yang perlu diperkuat, yaitu sikap direktif dan otoritatif dalam kepemimpinan.
Prof Arif juga menyoroti pentingnya future mindset, learning agility, dan grit bagi lulusan. Ia mengingatkan, kesuksesan tidak hanya ditentukan kecerdasan intelektual, tetapi lebih pada karakter.
Pendidikan tinggi memainkan peran yang krusial dalam mengembangkan karakter mahasiswa, terutama di era yang semakin kompetitif ini. Prof Arif Satria menekankan pentingnya mahasiswa untuk tidak hanya memiliki kemampuan akademis, tetapi juga kualitas pribadi yang kuat. Di IPB University, mahasiswa diajak untuk memahami bahwa berorientasi pada hasil adalah aspek penting yang harus dimiliki dalam menghadapi tantangan di masa depan.
Dengan stigma bahwa hanya kecerdasan intelektual yang menjadi penentu kesuksesan, sebenarnya ada banyak faktor lain yang juga berkontribusi. Mahasiswa yang memiliki kemampuan untuk menetapkan dan mencapai target akan lebih siap untuk memasuki dunia kerja. Pengetahuan saja tidak cukup; karakter yang kuat akan membantu mereka dalam proses tersebut.
Karakter Goal-Getter sebagai DNA Utama Mahasiswa IPB University
Dengan mengedepankan karakter goal-getter, mahasiswa IPB University diharapkan dapat mencapai lebih dari sekadar ekspektasi yang ditetapkan. Prof Arif menjelaskan bahwa pencapaian yang lebih tinggi sering kali dapat dicapai melalui pengaturan target yang tepat. Hal ini membuktikan bahwa mahasiswa tidak hanya dapat memenuhi harapan, tetapi mampu melampaui batasan yang ada.
Dari pemetaan talenta yang dilakukan, terlihat bahwa mahasiswa IPB University cenderung memiliki motivasi intrinsik untuk mengejar target. Ini menunjukkan bahwa ketika sistem pendidikan mendukung pencapaian, mahasiswa akan merespons dengan baik. Karakteristik ini menjadikan mereka lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan-tantangan yang muncul di dunia nyata.
Sementara itu, nilai-nilai seperti kepedulian sosial dan empati menjadi bagian penting dalam pembentukan karakter. Mahasiswa tidak hanya ditugaskan untuk mencapai tujuan individu, tetapi juga untuk memperhatikan lingkungan sekitar mereka. Dengan memiliki nilai-nilai ini, lulusan akan menjadi sosok yang sangat dibutuhkan di masyarakat.
Peran Penting Keterampilan dalam Menghadapi Tantangan di Masa Depan
Menimbang tantangan yang akan dihadapi oleh lulusan di masa depan, keterampilan seperti learning agility menjadi semakin penting. Prof Arif menekankan bahwa kemampuan untuk belajar dan beradaptasi dengan cepat adalah kunci untuk bertahan di perubahan zaman. Mahasiswa yang mampu beroperasi di lingkungan yang terus berubah akan memiliki keunggulan kompetitif.
Selain itu, grit, yang mengacu pada ketahanan dan determinasi dalam mencapai tujuan, juga harus ditanamkan pada diri setiap mahasiswa. Taktik ini dapat membantu mereka untuk tidak hanya fokus pada hasil akhir, tetapi juga menikmati proses yang dilalui. Mengintegrasikan kedua keterampilan ini dalam kurikulum dapat merangsang rasa tanggung jawab dan kemandirian yang lebih besar.
Transformasi dalam pola pikir ini diperlukan, khususnya ketika siswa memasuki dunia kerja. Proses belajar di universitas harus mampu membekali mereka dengan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri. Keterampilan semacam itu akan sangat berharga bukan hanya bagi individu tetapi juga bagi masyarakat luas.
Mengintegrasikan Karakter dan Keterampilan dalam Pendidikan Tinggi
Pentingnya integrasi antara karakter dan keterampilan dalam pendidikan tinggi tidak dapat diabaikan. Universitas perlu menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran yang menyeluruh. Hal ini termasuk menciptakan kesempatan untuk berinteraksi dan berkolaborasi dengan orang lain yang dapat memperkaya pengalaman belajar mereka.
Program-program mentoring dan pelatihan kepemimpinan dapat menjadi langkah awal untuk meningkatkan kemampuan ini. Dengan pelatihan yang tepat, mahasiswa dapat lebih memahami pentingnya aspek kepemimpinan dan pengambilan keputusan yang efisien. Program-program lebih lanjut dapat fokus pada pengembangan karakter dengan mengadakan kegiatan yang merangsang interaksi sosial.
Selain itu, umpan balik dari industri juga merupakan hal yang sangat diperlukan untuk menyesuaikan kurikulum yang ada. Dengan informasi ini, institusi pendidikan dapat mengevaluasi apakah mereka mempersiapkan mahasiswa dengan cara yang sesuai untuk menghadapi tantangan di dunia kerja yang sebenarnya. Terintegrasinya feedback ini dalam program studi bakal meningkatkan kualitas lulusan secara keseluruhan.














