loading…
Pelatihan bersertifikat Pendidikan Berbasis Human AI Collaboration yang digelar Cendekian Corporate Learning and Development bersama Children’s House–Cendekia Harapan berkolaborasi dengan Kreats Technology. Foto/Ist.
Di tengah dinamika perkembangan teknologi, penggunaan kecerdasan buatan dalam dunia pendidikan menjadi topik yang semakin menarik perhatian. Pelatihan bersertifikat ini mencoba menjembatani gap antara inovasi teknologi dan metode pendidikan tradisional yang telah teruji.
Acara tersebut berhasil menarik lebih dari tiga ratus pendidik, dengan lebih dari seratus sepuluh peserta hadir secara luring. Melalui kolaborasi ini, komunitas Indonesia Development of Education and AI atau IDEA terbentuk, menciptakan ruang untuk berbagi praktik terbaik dan membahas etika penggunaan AI dalam pendidikan.
Pentingnya Pelatihan Berbasis Human AI Collaboration dalam Pendidikan
Pelatihan ini menjadi langkah strategis dalam mengantisipasi banyaknya tantangan yang dihadapi oleh sistem pendidikan saat ini. Dengan semakin banyaknya alat teknologi yang tersedia, penting bagi pendidik untuk memahami cara memanfaatkan teknologi tersebut secara efektif.
Pendidikan berbasis kolaborasi manusia dan AI bukan hanya soal mengadopsi teknologi, tetapi juga menciptakan budaya yang mendukung integrasi alat tersebut dalam proses belajar. Para guru diharapkan tidak hanya mengandalkan teknologi, tetapi juga melihat bagaimana teknologi dapat memperkaya pengalaman berbagi serta pembelajaran.
Di pembukaan acara, sambutan dari Sheena Abigail menggarisbawahi pentingnya literasi sains dan teknologi. Menurutnya, ini adalah tulang punggung inovasi pembelajaran yang akan membawa kemajuan bagi siswa dan pendidik.
Visi Masa Depan Pendidikan oleh Para Ahli
Prof. Toni Toharudin, dalam keynote speech-nya, memberikan pencerahan tentang masa depan pendidikan. Ia menekankan bahwa sistem pendidikan tidak dapat lagi berfokus pada hafalan semata, tetapi harus beranjak menuju kolaborasi antara manusia dan teknologi.
Guru harus menjadi arsitek pengalaman belajar, merancang kurikulum yang memfasilitasi pemikiran kritis dan kreativitas siswa. Dengan demikian, teknologi tidak hanya mendukung tetapi juga memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dalam pendidikan.
Dengan perubahan ini, diharapkan tercipta lingkungan belajar yang tidak hanya aman tetapi juga inklusif. Hal ini memungkinkan setiap siswa untuk bisa mengeksplorasi potensi mereka tanpa rasa takut.
Peran Kecerdasan Buatan dalam Membentuk Masa Depan Pendidikan
Di sesi berikutnya, Lidia Sandra S. menggarisbawahi tujuan utama pendidikan yang harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi. AI tidak seharusnya menjadi pengganti guru, melainkan sebagai alat untuk membantu dalam memahami konsep-konsep kompleks dengan lebih baik.
Menurut Lidia, kolaborasi antara guru dan AI harusnya mendorong siswa untuk berpikir lebih kreatif dan kritis. Dengan memanfaatkan teknologi dengan bijak, mereka bisa berfokus pada pelajaran yang lebih mendalam dan bermakna.
Dalam era digital ini, pendidik memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa teknologi digunakan secara etis dan efektif dalam pembelajaran. Hal ini menciptakan situasi di mana AI membantu mendukung tujuan pembelajaran yang lebih besar.