Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sedang mengambil langkah penting dalam melindungi biota laut, khususnya Hiu Paus, di perairan Teluk Saleh. Upaya ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk menjaga keanekaragaman hayati yang ada di wilayahnya demi masa depan yang lebih berkelanjutan.
Dalam rangka mencapai tujuan konservasi ini, Pemprov NTB telah secara resmi mengusulkan Teluk Saleh untuk dijadikan sebagai kawasan konservasi. Usulan ini kemudian disampaikan kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) agar langkah-langkah perlindungan dapat segera diambil.
Hiu Paus, yang dikenal dengan nama ilmiah Rhincodon typus, sering terlihat di perairan Teluk Saleh, menjadi alasan utama di balik usulan konservasi ini. Konservasi hiu paus bukan hanya penting untuk ekosistem laut, tetapi juga untuk menarik wisatawan, baik lokal maupun internasional.
Inisiatif untuk Perlindungan Hiu Paus di NTB
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB, Muslim, menyatakan bahwa pihaknya berharap agar usulan ini dapat disetujui KKP dalam tahun ini. Jika berhasil, Teluk Saleh akan menjadi kawasan konservasi berbasis biota laut pertama di Indonesia.
Kawasan seluas 1.459 kilometer persegi ini terkenal sebagai habitat hiu paus, yang tentu akan meningkatkan daya tarik wisata alam. Hal ini diharapkan dapat membawa manfaat ekonomi sekaligus melindungi spesies yang terancam punah ini.
Saat ini, Pemprov NTB tengah memfinalisasi rencana usulan tersebut dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Pendekatan kolaboratif ini diharapkan dapat mengumpulkan masukan berharga dari masyarakat dan stakeholder di sekitar kawasan.
Pentingnya Konservasi dalam Pengembangan Pariwisata
Muslim menegaskan bahwa aspek konservasi menjadi prioritas utama dalam pengembangan pariwisata di Teluk Saleh. Dengan kehadiran hiu paus, diharapkan dapat diciptakan ruang wisata baru yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Dia mendorong pelaku wisata untuk aktif mengedukasi pengunjung tentang pentingnya merawat biota laut. Dengan sudut pandang yang lebih baik, diharapkan wisatawan dapat berinteraksi dengan hiu paus dengan cara yang tidak merusak habitat mereka.
Dari segi pengelolaan, kawasan Teluk Saleh berada di bawah Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Pendapatan dari BLUD saat ini telah mencapai Rp 500 juta per tahun, menunjukkan potensi ekonomi yang cukup baik.
Target Ekonomi dan Keberlanjutan Biota Laut
Muslim juga menggarisbawahi bahwa meskipun terdapat target pendapatan, fokus utama adalah menjaga keanekaragaman biota laut. Hiu paus dikenal sebagai spesies yang langka, sehingga pelestariannya harus menjadi prioritas.
Walaupun begitu, tiga BLUD di NTB, yaitu BLUD Kawasan Lombok, BLUD Kawasan Sumbawa, dan BLUD Kawasan Bima dan Dompu, tetap memiliki target pendapatan gabungan sebesar Rp 1 miliar per tahun. Ini menunjukkan komitmen untuk mencapai keseimbangan antara ekonomi dan ekologi.
Dengan demikian, sinergi antara pelestarian satwa dan pengembangan ekonomi sangat diharapkan dapat tercipta. Langkah konkret ini menunjukkan bahwa NTB siap menjadi panutan dalam konservasi biota laut di Indonesia.














