loading…
Kemendikdasmen menyiapkan Grand Design Wajib Belajar 13 Tahun. Foto/BKHM.
Direktur Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen), Nia Nurhasanah, menegaskan bahwa masa usia 5–6 tahun adalah periode emas perkembangan anak sehingga prasekolah menjadi prioritas.
Baca juga: Tunjangan Insentif Guru PAUD 2025 Resmi Rp2,4 Juta? Ini Penjelasannya
Upaya ini dilakukan melalui perluasan layanan PAUD formal dan nonformal, pembangunan unit sekolah baru, penegerian PAUD, revitalisasi satuan PAUD, serta pengembangan model PAUD-SD satu atap di daerah 3T yang minim akses.
Program transisi PAUD ke SD yang menyenangkan juga diperkuat agar capaian pembelajaran PAUD selaras dengan SD kelas 1–2.
Indonesia kini berada dalam fase penting dalam mengembangkan sistem pendidikan yang lebih inklusif dan optimal. Dengan peluncuran Grand Design Wajib Belajar 13 Tahun, pemerintah mengantisipasi kebutuhan untuk mempersiapkan generasi mendatang yang lebih siap menghadapi tantangan global. Pendidikan yang lebih baik tidak hanya bergantung pada fasilitas yang ada, tetapi juga pada pengembangan kurikulum yang relevan dan berfokus pada kebutuhan anak.
Kepentingan pendidikan anak usia dini (PAUD) sangat mendasar dalam mengoptimalkan potensi anak. Berbagai riset menunjukkan bahwa tahap perkembangan awal sangat memengaruhi karakter dan keterampilan seorang anak di masa depan. Oleh sebab itu, perhatian lebih harus diberikan pada program-program yang mendukung pendidikan di usia dini.
Investasi dalam PAUD merupakan investasi di masa depan bangsa. Ketika anak-anak mendapatkan pendidikan yang diinginkan sejak dini, maka kualitas sumber daya manusia Indonesia ke depan akan semakin baik dan kompetitif. Penting untuk terus memonitor dan menyesuaikan metode pengajaran agar sesuai dengan perkembangan zaman.
Pentingnya Pendidikan Prasekolah dalam Membangun Karakter Anak
Masa prasekolah adalah waktu yang krusial dalam pembentukan karakter dan psikologis anak. Di fase ini, anak belajar untuk bersosialisasi, berinteraksi, dan mengembangkan rasa percaya diri. Menyediakan program pendidikan yang menyenangkan dan mendidik dapat membangun fondasi yang kuat bagi pembelajaran di tahap selanjutnya.
Dalam konteks ini, pendidikan prasekolah bukan hanya tentang pengajaran akademis, tetapi juga melibatkan perkembangan emosional dan sosial anak. Metode bermain sambil belajar diharapkan dapat membuat anak lebih senang dan antusias dalam mengikuti kegiatan sekolah. Penting bagi guru untuk menerapkan metode yang inovatif.
Penyediaan fasilitas dan lingkungan belajar yang mendukung juga sangat penting. Sekolah PAUD yang nyaman dan aman akan membuat anak merasa lebih betah dan bersemangat dalam belajar. Pengembangan infrastruktur yang baik meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pendidikan bagi anak-anak, khususnya di wilayah yang kurang berkembang.
Strategi Implementasi Grand Design Wajib Belajar 13 Tahun
Implementasi dari Grand Design Wajib Belajar 13 Tahun harus dilakukan secara terencana dan berkelanjutan. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan memperkuat kerjasama antarlini pemerintah dan masyarakat untuk memperluas akses pendidikan. Keterlibatan orang tua juga sangat penting dalam implementasi ini.
Pendidikan formal dan nonformal harus saling melengkapi. Hal ini berarti bahwa program-program pendidikan di luar sekolah juga harus diperhatikan dan didorong untuk berkontribusi. Melalui dukungan masyarakat, keberhasilan pendidikan anak dapat dicapai dengan lebih baik.
Langkah lainnya adalah pembentukan unit sekolah baru dan revitalisasi satuan PAUD di wilayah terpencil. Dengan adanya program yang dirancang khusus untuk daerah 3T, diharapkan akses pendidikan dapat merata dan kualitas pengajaran dapat ditingkatkan. Ditunjang dengan sumber daya manusia yang terlatih, pendidikan di daerah ini diharapkan semakin baik.
Menjamin Kualitas Pembelajaran dari PAUD ke SD
Transisi dari PAUD ke Sekolah Dasar (SD) merupakan fase yang sangat penting dan perlu dikelola dengan baik. Dengan desain program yang menyenangkan, diharapkan anak akan merasa terbantu dan lebih siap menghadapi langkah selanjutnya dalam pendidikan. Keterkaitan antara kurikulum PAUD dan SD perlu diperhatikan agar transisi berlangsung mulus.
Program pengembangan untuk mendukung proses transisi ini harus melibatkan semua pihak, termasuk guru, orang tua, dan masyarakat. Setiap stakeholder perlu bersinergi untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anak. Dengan demikian, anak-anak dapat melanjutkan pendidikan mereka tanpa rasa takut atau cemas.
Melalui pengalaman yang menyenangkan dan mendidik, anak diharapkan dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang berguna di masa depan. Keselarasan antara pendidikan di PAUD dan SD menjadi kunci untuk menciptakan generasi yang tangguh dan siap bersaing di panggung global.














